-->
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0EAIKwCOewMUoWNW47WuQuK72ih6QOPHJMRnpU7DCntRrpBQYD0o5Au6P11bCxnpJNDyOsxBp3IdFHzFFSPAhWzvyrKdEvmE6apWlbXqIYFWABnyl7NEMlrMlUwM4NCgpGmaNl5NRvf2UlfxXkv1HMk7-eaoiksbqMkaflEi0HsdjsFR5l1RhIhyphenhyphenOdiE/s16000/05e2cdf2-5f47-4771-880d-c7f1667e3450.jpeg
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Bank Sumut Perkuat Permodalan Petani Cabai Merah di Batu Bara, Hadir Langsung Jemput Bola ke Desa

Bank Sumut Perkuat Permodalan Petani Cabai Merah di Batu Bara, Hadir Langsung Jemput Bola ke Desa



Batu Bara – Perisainusantara.com 

Upaya serius terus dilakukan demi menggenjot sektor pertanian di Kabupaten Batu Bara, khususnya komoditas Cabai Merah yang memiliki potensi besar sebagai penyangga ekonomi rakyat. Kali ini, Bank Sumut tampil langsung ke lapangan, jemput bola mendampingi petani dalam hal permodalan.

Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Selasa sore (15/04/25) dan dirangkaikan dengan musyawarah bersama petani terkait pola tanam cabai merah. Musyawarah ini dibuka langsung oleh Camat Lima Puluh Pesisir, Sabri, S.H, M.H, dan diikuti oleh perwakilan 11 desa yang berada di wilayah kecamatan tersebut.

Kebijakan Terpadu untuk Dorong Produksi Cabai

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Batu Bara, H. Hakim, menyebut bahwa pola tanam seragam menjadi bagian dari strategi penguatan produksi. Senada dengan itu, Kadis Pertanian Susi Ritonga menjelaskan bahwa pola tanam serentak di tujuh desa yang aktif menanam cabai merah akan efektif dalam mencegah hama dan penyakit tanaman.

Menariknya, perhatian pemerintah daerah terhadap komoditas ini sangat kuat. Bupati Batu Bara, H. Baharuddin Siagian, bahkan disebut aktif mengawal langsung agar cabai merah bukan hanya menjadi produk pertanian unggulan, tetapi juga bisa dikembangkan hingga ke produk turunan, yang bersama kita ketahui di Desa Lubuk Cuik telah berdiri siap produksi Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Cabai Merah.

Dukungan Finansial Serius dari Bank Sumut dan Bank Indonesia

Tak hanya pemerintah daerah, Bank Indonesia juga ambil bagian dengan rencana pembangunan demplot cabai merah seluas 15 rante sebagai proyek percontohan. Sementara itu, Bank Sumut menyatakan dukungan total dalam aspek permodalan.

Gama, perwakilan dari Bank Sumut Pusat, menyebutkan bahwa lembaganya telah memantau ada perputaran ekonomi  senilai Rp320 miliar di wilayah Batu Bara, dan untuk mendukung sektor pertanian dan UMKM. “Kami tidak hanya menunggu di kantor, tetapi hadir langsung ke desa. Bahkan saat ini, Bank Sumut berkantor dua kali seminggu di Desa Lubuk Cuik, yakni setiap Selasa dan Kamis,” terangnya Teddy Pribadi Kepala Cabang Bank Sumut Lima Puluh.

Permodalan Jadi Isu Krusial

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Batu Bara, Suriadi, S.H, menyoroti dua hal utama yang sering menjadi masalah di kalangan petani: keterbatasan modal dan penanganan pasca panen. Ia berharap pertemuan ini mampu menghasilkan solusi konkret dan kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan petani sekaligus menekan laju inflasi.

Ahmad Abdullah dari Bank Sumut turut menjelaskan bahwa program KUR (Kredit Usaha Rakyat) merupakan instrumen penting yang bisa diakses oleh para petani dengan syarat ringan, sebagai bagian dari program pemerintah.

Sinergi Terpadu Menuju Ketahanan Pangan Daerah

Hadir dalam acara ini sejumlah pihak terkait, mulai dari Camat Lima Puluh Pesisir Sabri, Pj. Kades Lubuk Cuik M.Y. Daulay, Kadis Koperasi H. Hakim, Kadis Pertanian Susi Ritonga, hingga para kepala desa dan kelompok tani se-Kecamatan Lima Puluh Pesisir. Kehadiran semua unsur ini menandakan kuatnya sinergi dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi kesejahteraan rakyat.

Dengan dukungan penuh dari lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat, pertanian cabai merah di Batu Bara kini berada di jalur yang tepat untuk tumbuh lebih produktif, efisien, dan memberi nilai tambah tinggi.

Sebagai penutup Bank Sumut ada membagikan Souvenir kepada peserta yang berhasil menjawab Quiz yang di siapkan dari  Tim Bank Sumut.

(wellas)




Share:

Petani Cabai Batu Bara Cemaskan Harga Cabai, RPB dan Koperasi Berkah Abadi Jaya Sampai Saat ini Tidak Bermanfaat

Petani Cabai Merah Kab. Batu Bara Cemaskan Harga Cabai, RPB dan Koperasi Berkah Abadi Jaya sampai saat ini tidak bermanfaat kepada Petani Cabai Merah Batu Bara




BATU BARA - Perisainusantara.com 

Petani Cabai merah di Kabupaten Batu Bara sampai saat ini masih di hantui / Cemas akan harga cabai merah. Hal ini di ungkapkan oleh Kamal (57) petani cabai merah Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara. Selasa siang (04/02/25)

Lanjutnya, Biasanya bila panen raya harga cabai merah di Kabupaten Batu Bara Anjlok, seperti saat Panen raya kemarin Oktober 2024, cabai kami di hargai tengkulak 10 ribu sampai 12 ribu rupiah, dan ini sudah jelas tidak sesuai dengan biaya produksi, sebab harga pupuk dan Pestisida saat ini masih sangat mahal. Ungkapnya Kamal.

Bagaimana peran RPB:

Pemerintah telah membangun Rumah Produksi Bersama Komoditas Cabai merah, dengan Dana cukup besar 9.8 Milyar di tambah dana optimalisasi 1,7 Milyar rupiah, sebagai solusi untuk dapat memproduksi turunan cabai menjadi Pasta Cabai untuk menambah nilai juga intervensi/menstabilkan harga cabai merah di pasaran di Kabupaten Batu Bara.

Pemerintah Kab. Batu Bara bersama Dinas Koperasi Kab. Batu Bara telah mengangkat Koperasi Berkah Abadi Jaya sebagai Pengelola , Cabai merah segar untuk di proses sebagai Pasta cabai merah yang di distribusikan kepada para pelaku usaha besar dan UKM dengan bahan dasar Cabai merah.

Program dengan konsep memproduksi turunan cabai merah menjadi pasta cabai akan menambah nilai tambah termasuk harga cabai yang stabil, namun sampai saat ini tidak ada di rasakan Petani Cabai merah Kabupaten Batu Bara, RPB dan Koperasi Berkah Abadi Jaya tidak bermanfaat ke Petani Cabai merah Kabupaten Batu Bara, ungkapnya Kamal.

Suatu bukti saat Panen raya di Oktober 2024 kemarin harga Anjlok ke nilai 10 ribu rupiah, Koperasi Berkah Abadi Jaya tidak ada membeli Cabai Merah dari Petani Cabai Kabupaten Batu Bara, 

RPB dengan Anggaran Dana cukup besar senilai 11,5 Milyar rupiah dan Koperasi Berkah Abadi Jaya yang telah di support dengan segala program, akan berpotensi menjadi Program Mangkrak, (program gagal) tambahnya Kamal.

Dalam kesempatan ini Kamal, dan para Petani cabai merah Kabupaten Batu Bara  berharap kepada Pemkab. Batu Bara melalui Dinas terkait, meminta untuk mengevaluasi kinerja dari Koperasi Berkah Abadi Jaya sebagai Pengelola RPB Batu Bara, pungkasnya Kamal  mengakhiri.

(wellas)



Share:

RPB dan Koperasi BAJa Tidak Dirasa Manfaatnya ke Petani Cabai Batu Bara.

RPB dan Koperasi BAJa Tidak Dirasa Manfaatnya ke Petani Cabai Batu Bara.






BATU BARA - Perisainusantara.com 

Petani Cabai Desa Lubuk Cuik Sasono (51) yang juga anggota Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja), Kecewa sebab program Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja), saat ini tidak ada manfaatnya ke Petani Cabai Desa Lubuk Cuik dan 7 Desa sekitarnya.

RPB bersama Koperasi Kobaja dari awal digadang - gadang mampu menstabilkan harga cabai merah, di Desa Lubuk Cuik dan 7 Desa sekitarnya di wilayah Kecamatan Lima Puluh Pesisir  Kabupaten Batu Bara,

Dengan Total Anggaran dana cukup besar mencapai 11,6 Milliar rupiah, untuk membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) dan dana Optimalisasi, sepertinya saat ini tidak membawa manfaat yang nyata, ujar Sasono. Sabtu (21/12/24)

Disaat panen raya Oktober 2024, harga cabai merah Anjlok tajam mencapai harga Rp. 10.000 / Kg, ini adalah harga tidak seimbang dengan biaya Produksi, Tapi Koperasi Kobaja sebagai pengelola RPB, tidak membeli  cabai dari Petani Cabai, ungkapnya lagi Sasono.

Lalu mengapa Koperasi Kobaja tidak membeli cabai Petani...

Selain ketidak mampuan hal dana, dan  Pengelolaan usaha, Pengurus Koperasi Kobaja tidak transparan, sehingga saat ini anggota ada rasa tidak percaya dan kecurigaan, 

Sementara di tahun 2023 sebelum RPB berdiri, dihembuskan pernyataan bahwa Koperasi Kobaja yang mengelola RPB dapat menstabilkan harga cabai apabila harga di pasaran Anjlok. Ucapnya Sasono.

Mengingat RPB dengan biaya yang cukup besar 11.6 Milliyar rupiah, diminta kepada Pemkab. Batu Bara bersama instansi terkait untuk mengevaluasi kinerja , tupoksi RPB dengan Koperasi Berkah Abadi sebagai pengelola, sebab dapat dipastikan bila hal ini tidak dilakukan kebijakan yang tepat maka RPB Batu Bara jadi Mangkrak. disangsikan jadi Proyek gagal.

Bersama kita ketahui:

Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja) yang tunjuk sebagai Pengelola, telah  diresmikan oleh Wakil Menteri (Wamen) UMKM Helvi Y Moraza, (Rabu 18/12/24) di Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

Dijelaskan Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Dr. Ali Alkatiri bahwa RPB Batu Bara difokuskan pada pengembangan komoditas cabai.

RPB di bangun Tahun 2023 dengan Alokasi Dana sebesar 9,8 Miliar rupiah dan di Tahun Anggaran 2024 di Alokasikan tambahan 1,7 Milliar rupiah untuk Optimalisasi sehingga Total Anggaran mencapai 11,6 Millar rupiah, ungkapnya Dr. Ali (Rabu, 18/12/24),

RPB Cabai ini jadi salah satu program Major Project Pengolahan Terpadu UMKM dan di bangun sebagai upaya Pemerintah dalam pengendalian menekan inflasi, cabai merupakan komoditas strategis nasional dan mempengaruhi inflasi baik nasional juga daerah, ucapnya Dr. Ali Alkatiri.

(wellas)









Share:

Wamen UMKM Resmikan RPB Cabai di Batu Bara, Dorong Ekonomi Lokal dan Tekan Inflasi

Wamen UMKM Resmikan RPB Cabai di Batu Bara, Dorong Ekonomi Lokal dan Tekan Inflasi



BATU BARA - Perisainusantara.com 

Wakil Menteri UMKM, Helvi Y Moraza, meresmikan Rumah Produksi Bersama (RPB) klaster komoditas cabai di Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Rabu (18/12/24). 

Peresmian ini menjadi langkah signifikan dalam membangun ekosistem bisnis berkelanjutan dengan dukungan ekonomi digital.

Sambutan Wamen UMKM Helvy Y Moraza, berkata, Sesuai Program Presiden Prabowo ,4 program yang utama yakni makanan bergizi , Ketahanan Energi, Ketahanan Pangan , Hilirisasi hasil Pertanian. 

Diharapkan dapat hadir diversifikasi produk turunan menjadi berbagai makanan cemilan, di daerah lain ada membuat Cabai merah menjadi makanan snack , cemilan yang bagus potensi diminati pembeli.

Karena Cabai ini produk makanan maka harus juga di lakukan perimbangan antara pupuk kimia dan pupuk organik, Wamen UMKM Helvi berharap gunakanlah pupuk organik dalam memproduksi cabai merah 

Pesan Wamen Helvi, RPB sudah dibangun, Semua tinggal kita yang harus dapat memanfaatkan alat RPB untuk mengolah cabai menjadi nilai tambah demi kesejahteraan petani cabai merah. Semoga Semua warga Kabupaten Batu Bara menjadi Makmur dengan potensi yang ada. 

RPB ini bertujuan untuk mengolah cabai segar menjadi pasta cabai, sebuah produk dengan masa simpan lebih panjang dan nilai tambah yang lebih tinggi. 

RPB Pasta Cabai diharapkan menjadi solusi strategis dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan hasil panen cabai sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

Selain itu, pembangunan RPB ini juga menjadi simbol kolaborasi antara petani, koperasi, dan pemerintah daerah untuk menciptakan ekosistem agribisnis yang berkelanjutan. 

Dengan keberadaan RPB Ini, Desa Lubuk Cuik tidak hanya mempertahankan statusnya sebagai sentra cabai, tetapi juga menjadi pusat inovasi produk olahan cabai yang siap bersaing di pasar yang lebih luas. 

Untuk perkembangan yang berkelanjutan kita sangat memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya RPB Pasta Cabai di Kabupaten Batu Bara, 

Mulai dari latar belakang pembangunannya, peran strategisnya dalam penguatan ekonomi lokal, hingga dampak positifnya bagi petani dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah tersebut.

Kata sambutan Asisten Deputi Kementerian UMKM, Dr. Ali, ST., M.Si., menyampaikan bahwa terdapat 16 RPB di seluruh Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah berbagai komoditas. 

Sejauh ini, RPB yang sudah diresmikan berada di Garut, Jembrana (Bali), dan kini Kabupaten Batu Bara yang difokuskan pada produk olahan cabai.

Bupati Batu Bara, Hery Wahyudi Marpaung, melalui Asisten II Bambang Hadi Suprapto, menyampaikan rasa terima kasih atas terpilihnya Batu Bara sebagai lokasi RPB cabai. 

Bambang menjelaskan bahwa RPB ini diharapkan dapat membantu mengendalikan inflasi daerah. "Saat ini, sebanyak 119 petani cabai sedang dalam pembinaan UMKM," ujarnya.

Dengan hadirnya RPB ini, diharapkan Desa Lubuk Cuik dan sekitarnya dapat menjadi pusat inovasi produk cabai, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memperkuat ekonomi lokal Kabupaten Batu Bara.

Sementara Kadis Koperasi dan UKM Batu Bara Hakim menambahkan sudah sepatutnya kita semua menerapkan Pesan dari Pak Wamen Helvi, kita semua harus terapkan Etos kerja, LIDI yakni Loyalitas, Idealis dan Disiplin, agar apa yang sudah di program dapat terwujud, tutupkan Kadis Kop dan UKM Batu Bara, Hakim

(wellas)



Share:

Forkopimca , Kades Lubuk Cuik Dan DPRD Batu Bara, Bersama Kelompok Tani Atur Pola Tanam Cabai Merah

Forkopimca , Kepala Desa Lubuk Cuik Dan  DPRD Batu Bara, Bersama Kelompok Tani Atur Pola Tanam Cabai Merah



BATU BARA - Perisainusantara.com 

Demi Tingkatkan Produksi Cabai Merah, Forkopimca Lima Puluh Pesisir, Camat , Bhabinkamtibmas , Bhabinsa , Kades Lubuk Cuik menggelar dialog terkait Pengaturan Pola Tanam Cabai Merah bersama Kelompok dan Petani Cabai di Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara. Rabu siang (22/05/2024)

Salidi mewakili para Petani mengucapkan terimakasih kepada Forkopimca Lima Puluh Pesisir dan Anggota DPRD Batu Bara dari Partai PAN Chairul Bariah, dengan kepedulian mengunjungi Petani Desa Lubuk Cuik , 

Selanjutnya, Camat Lima Puluh Pesisir Sabri, S.H  menjelaskan bahwa kunjungan ke Petani Desa Lubuk Cuik terkait mempersiapkan kebijakan dan Pola Tanam Cabai Merah agar hasil Produksi dan kesejahteraan dapat ditingkatkan

Ucapan senada dari Pj. Kades Lubuk Cuik Helda, S. Keb, menyatakan demi tercapainya produksi cabai yang maksimal, diharapkan para  Petani dapat patuh pada pengaturan pola tanam serentak yang kompak.

Kemudian, Khairul Bariah dari Komisi ll , DPRD Batu Bara , yang membidangi Pertanian siap mendukung , membantu , menerima masukan Petani dalam mengambil kebijakan Program dari Pemerintah Kabupaten Batu Bara

Semoga hasil pertanian dapat di tingkatkan dan mengajak Petani dapat meningkatkan hasil produksi Cabai demi kesejahteraan kita bersama.

Bhabinkamtibmas Polsek Lima Puluh dan Bhabinsa tetap mendampingi Petani dalam program ketahanan pangan. Pungkasnya sebagai penutup.

(wellas)


Share:

Berita: Kondisi Sawah dan Ketersediaan Pupuk: Antara Klaim dan Realitas di Batu Bara

Berita: Kondisi Sawah dan Ketersediaan Pupuk: Antara Klaim dan Realitas di Batu Bara


BATU BARA - Perisainusantara.com 

Terkait pemberitaan di Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, diramaikan oleh laporan kekeringan sawah selama dua minggu terakhir akibat pecahnya tanggul sungai Dalu Dalu. 

Ngatijo, Ketua Kelompok Tani Sido Rukun di Desa Suka Raja, menyuarakan kekhawatiran terkait langkanya pupuk subsidi di kios pengecer.

Namun, hasil penelusuran ke Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara menyuguhkan narasi bertolak belakang. 

Kadis Pertanian, Susilistiawati Ritonga, dan Kabid Hortikultura, Armen Syam, menampik klaim tersebut. Selasa (30/01/2024)

Dijelaskan Armen, begitu diperoleh informasi air sungai Dalu Dalu surut akibat tanggul di hulu pecah, pihaknya bersama Dinas PUTR Kabupaten Batu Bara langsung melakukan pengerukan sekitar 400 meter sedimen pasir menggunakan alat berat. 

Armen menegaskan bahwa setelah pecahnya tanggul, pihaknya segera merespons dengan pengerukan sepanjang 400 meter sedimen pasir di sungai Dalu Dalu menggunakan exavator

"Sawah tidak mengalami kekeringan. Sore harinya, air sudah masuk melalui intake ke sawah-sawah," ungkap Armen sembari memperlihatkan video kondisi sawah yang berair. 

Terkait pupuk, Armen menyebutnya sebagai kebohongan dan menunjukkan bukti bahwa Ngatijo telah mengambil jatah pupuk subsidi pada 28 Januari 2024.

Armen meminta para petani untuk tidak langsung percaya pada informasi yang diragukan kebenarannya. 

Armen, mengimbau agar petani berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian di Desa mereka untuk mengatasi kendala terkait pupuk atau air. 

Sehingga, sementara pernyataan kontroversial masih bergaung, pihak berwenang berusaha mengembalikan kepercayaan dan memberikan klarifikasi yang jelas kepada masyarakat petani. Pungkas Armen.

(wellas)


Share:

Artikel

Label

Budaya (17) Kesehatan (22) Organisasi (322) Pemerintahan (309) Pendidikan (154) Polri/TNI (6) Sumatera Utara (29) ekonomi (3) politik (151) sosial (108)

Arsip Blog

FOUNDER’S MEDIA SIBER BATU BARA



 


Strategi Inalum Perluas Pangsa Pasar Aluminium Global

 


Mengenal Tiga Jenis Produk Aluminium dari INALUM

 


Tentang Inalum