RPB dan Koperasi BAJa Tidak Dirasa Manfaatnya ke Petani Cabai Batu Bara.
BATU BARA - Perisainusantara.com
Petani Cabai Desa Lubuk Cuik Sasono (51) yang juga anggota Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja), Kecewa sebab program Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja), saat ini tidak ada manfaatnya ke Petani Cabai Desa Lubuk Cuik dan 7 Desa sekitarnya.
RPB bersama Koperasi Kobaja dari awal digadang - gadang mampu menstabilkan harga cabai merah, di Desa Lubuk Cuik dan 7 Desa sekitarnya di wilayah Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara,
Dengan Total Anggaran dana cukup besar mencapai 11,6 Milliar rupiah, untuk membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) dan dana Optimalisasi, sepertinya saat ini tidak membawa manfaat yang nyata, ujar Sasono. Sabtu (21/12/24)
Disaat panen raya Oktober 2024, harga cabai merah Anjlok tajam mencapai harga Rp. 10.000 / Kg, ini adalah harga tidak seimbang dengan biaya Produksi, Tapi Koperasi Kobaja sebagai pengelola RPB, tidak membeli cabai dari Petani Cabai, ungkapnya lagi Sasono.
Lalu mengapa Koperasi Kobaja tidak membeli cabai Petani...
Selain ketidak mampuan hal dana, dan Pengelolaan usaha, Pengurus Koperasi Kobaja tidak transparan, sehingga saat ini anggota ada rasa tidak percaya dan kecurigaan,
Sementara di tahun 2023 sebelum RPB berdiri, dihembuskan pernyataan bahwa Koperasi Kobaja yang mengelola RPB dapat menstabilkan harga cabai apabila harga di pasaran Anjlok. Ucapnya Sasono.
Mengingat RPB dengan biaya yang cukup besar 11.6 Milliyar rupiah, diminta kepada Pemkab. Batu Bara bersama instansi terkait untuk mengevaluasi kinerja , tupoksi RPB dengan Koperasi Berkah Abadi sebagai pengelola, sebab dapat dipastikan bila hal ini tidak dilakukan kebijakan yang tepat maka RPB Batu Bara jadi Mangkrak. disangsikan jadi Proyek gagal.
Bersama kita ketahui:
Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Koperasi Berkah Abadi Jaya (Kobaja) yang tunjuk sebagai Pengelola, telah diresmikan oleh Wakil Menteri (Wamen) UMKM Helvi Y Moraza, (Rabu 18/12/24) di Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Dijelaskan Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Dr. Ali Alkatiri bahwa RPB Batu Bara difokuskan pada pengembangan komoditas cabai.
RPB di bangun Tahun 2023 dengan Alokasi Dana sebesar 9,8 Miliar rupiah dan di Tahun Anggaran 2024 di Alokasikan tambahan 1,7 Milliar rupiah untuk Optimalisasi sehingga Total Anggaran mencapai 11,6 Millar rupiah, ungkapnya Dr. Ali (Rabu, 18/12/24),
RPB Cabai ini jadi salah satu program Major Project Pengolahan Terpadu UMKM dan di bangun sebagai upaya Pemerintah dalam pengendalian menekan inflasi, cabai merupakan komoditas strategis nasional dan mempengaruhi inflasi baik nasional juga daerah, ucapnya Dr. Ali Alkatiri.
(wellas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar