HMI Kisaran Demo di DPRD Batu Bara, Tuntut Penegakan Hukum dan Perhatian untuk Rakyat
Batu Bara – Perisainusantara.com
Sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kisaran menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Batu Bara, Rabu (3/9/2025). Dalam aksi tersebut, mereka mengusung tujuh tuntutan yang menyinggung isu nasional sekaligus persoalan lokal.
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan sejumlah poin utama, di antaranya:
Usut Dugaan Kekerasan Aparat – Mendesak Kapolres Batu Bara bertindak tegas atas dugaan kekerasan oknum aparat yang berujung pada tewasnya seorang pengemudi ojek online.
Dorong UU Perampasan Aset Koruptor – Meminta DPRD Batu Bara segera menyampaikan rekomendasi kepada DPR RI untuk mempercepat pengesahan undang-undang tersebut.
Berantas Judi dan Narkoba – Menuntut penindakan tegas terhadap praktik perjudian, peredaran narkoba, hiburan malam, serta aksi begal.
Tolak Kenaikan Fasilitas DPR – Menolak rencana kenaikan gaji, tunjangan, maupun pensiun anggota DPR, sekaligus mendesak DPRD agar lebih fokus memperjuangkan nasib rakyat.
Keterbukaan Anggaran DPRD – Menuntut transparansi mengenai gaji, tunjangan, dan fasilitas yang diterima anggota dewan.
Sanksi Dewan Bermasalah – Meminta Badan Kehormatan DPRD menindak tegas anggota yang melanggar kode etik.
Perhatian untuk Tenaga Honorer – Meminta DPRD Batu Bara memperjuangkan kesejahteraan tenaga honorer di daerah.
Aksi yang dimulai dari Lapangan Bola Kelurahan Lima Puluh Kota itu kemudian berakhir di halaman DPRD Batu Bara. Setibanya di lokasi, massa diarahkan ke teras gedung untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
Kapolres Batu Bara, AKBP Doly Nelson H.H. Nainggolan, serta Ketua DPRD Batu Bara, Safi’i, hadir bersama beberapa anggota dewan menemui massa aksi.
Meskipun suara orasi mahasiswa terdengar lantang, jalannya aksi berlangsung tertib dan damai. Para mahasiswa duduk berdiskusi dengan aparat serta wakil rakyat untuk menyampaikan tuntutan secara terbuka.
Dalam orasinya, perwakilan HMI juga menyoroti kegiatan dialog interaktif yang digelar aliansi pemuda dan mahasiswa sehari sebelumnya. Mereka menyayangkan adanya pihak yang mengatasnamakan HMI tanpa izin resmi dari organisasi.
“Kami hanya hadir 30 orang. Tapi walaupun dua atau lima orang saja, kami akan tetap bersuara untuk kebenaran,” tegas salah satu orator di akhir aksi.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan penegasan agar Kapolres serta Ketua DPRD segera menindaklanjuti tuntutan mahasiswa secara nyata, jelasnya koordinator aksi.
(wellas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar